Thursday, March 23, 2006

Miladku...

24 tahun sudah kuhabiskan di dunia ini...
apa yang ku punya ???
keimanan...???
ketaqwaan...???
kekayaan...???
kekuasaan...???

bahkan istripun aku belum punya...

Ah...
Jauh sekali jika dibanding dengan sahabat Rasulullah
yang paling "rendah" sekalipun
Lalu...
apa yang bisa kubanggakan ???
mau jawab apa nanti,
ketika ku ditanya Allah mengenai hal ini...???

Terlalu banyak pertanyaan dalam benakku...
dan terlalu sering ku tak bisa menjawabnya...

Ya Allahu Robbi...
Berkahilah usiaku...
aamiin...

Tuesday, March 14, 2006

Mewangi Di Jingga



Lihatlah awan di jingga...

merebah hamparan kisah tentang dua manusia...
yang bertaut mesra di dalam bingkai tarbiyah...

Bersama tetaplah dalam hidayah...
hadirkan iman di setiap perjalananmu...
hidupmu kini sudah berubah...

Berikanlah yang terindah kepadanya...
kepadanya... kepadanya...

Karena iman cintailah ia...
Karena iman sayangilah ia...

Biarkanlah mentari tersenyum mencemburuimu...
biarkanlah awan di jingga memayungi pertemuanmu...
peluklah hatinya... Peluklah hatinya...
jangan kau lepaskan...
sebelum bertemu Sang Penggenggam jiwa...

Doakanlah yang masih kesendirian...
agar selalu tetap terjaga...
hatinya...

# Special buat teman2ku n saudara2ku yang sudah menjemput sang bidadari dari tangan-Nya
# Senandung Langit - Maydani

Thursday, March 09, 2006

Tulus



Aku hanya seorang manusia yang hina
Namun aku akan mencoba memuliakanmu di manapun jua
Aku hanya seorang manusia yang miskin papa
Namun aku akan mencoba memberimu rasa bahagia

Bila engkau selalu membenciku
Takkan berubah rasa sayangku kepadamu
Bila engkau selalu membuka aibku
Ku kan selalu berbaik sangka kepadamu

"Saudaraku...
Ini adalah bahasa jiwaku sebagai saudara seiman
Ku kan terus selalu mencoba dan berusaha
Walaupun masih terlalu jauh dapat mewujudkan semua ini"

Aku hanya seorang manusia yang terluka
Namun aku akan mencoba memberi penawar luka hatimu
Aku hanya seorang manusia yang berairmata
Namun aku akan mencoba memberi mata air untukmu

Bila engkau pernah bersalah
Maafku telah terukir sebelum mengenalmu
bisa engkau tak pernah mendoakan aku
namamu akan selalu hadir dalam munajatku

A : "Sahabat...sungguh aku mencintaimu karena Allah"
B : "Jazakumullah saudaraku...aku juga mencintaimu karena engkau mencintai karena-Nya"

Aku hanya ingin mencintaimu
dengan sederhana...
Aku hanya ingin mencintaimu dengan
setulus makna...
Dan aku hanya ingin mencintaimu apa adanya...

# Senandung Langit - Maidany

Monday, March 06, 2006

Menunggu Di Sayup Rindu

Oooh...
Burungpun bernyanyi...
Melepas sgala rindu...
Yang terendam malu...
Di balik qalbu...

Oooh...
Anginpun menari...
Mencari arti...
Adakah ini fitrah...
Ataukah hiasan nafsu...

Di dalam sunyi ia selalu hadir...
Di dalam sendiri ia selalu menyindir...
Kadang meronta bersama air mata...
Seakan tak kuasa menahan duka...

Biarlah semua mengalir...
Berikanlah kepada ikhtiar dan sabar...
Untuk mengejar...



Sabarlah menunggu...
Janji ALLAH kan pasti...
Hadir tuk datang...
Menjempu hatimu...

Sabarlah menanti...
Usahlah ragu...
Kekasih kan datang...
Sesuai iman di hati...

Sabarlah menanti...
Bila di dunia ia tiada...
Moga di surga ia telah menunggu...
Bila di dunia ia tiada...
Moga di surga ia telah menanti...

# Senandung Langit - Maidany

Friday, March 03, 2006

Ayam dan Bebek

Sepasang pengantin baru tengah berjalan bergandengan tangan di sebuah taman pada suatu malam musim panas yang indah, seusai makan malam.

Mereka sedang menikmati kebersamaan yang menakjubkan tatkala mereka mendengar suara di kejauhan: "Kuek! Kuek!"

"Dengar," kata si istri, "Itu pasti suara ayam."
"Bukan, bukan. Itu suara bebek," kata si suami.
"Nggak, aku yakin itu ayam," si istri bersikeras.
"Mustahil. Suara ayam itu 'kukuruyuuuk!', bebek itu 'kuek! kuek!'
Itu bebek, Sayang," kata si suami dengan disertai gejala-gejala awal kejengkelan.

"Kuek! Kuek!" terdengar lagi.
"Nah, tuh! Itu suara bebek," kata si suami.
"Bukan, Sayang. Itu ayam. Aku yakin betul," tandas si istri, sembari menghentakkan kaki.

"Dengar ya! Itu a... da... lah... be... bek, B-E-B-E-K.
Bebek!
Mengerti?" si suami berkata dengan gusar.
"Tapi itu ayam," masih saja si istri bersikeras.
"Itu jelas-jelas bue... bek, kamu... kamu...."

Terdengar lagi suara, "Kuek! Kuek!" sebelum si suami mengatakan sesuatu yang sebaiknya tak dikatakannya.
Si istri sudah hampir menangis, "Tapi itu ayam...."
Si suami melihat air mata yang mengambang di pelupuk mata istrinya, dan akhirnya....
Wajahnya melembut dan katanya dengan mesra, "Maafkan aku, Sayang. Kurasa kamu benar. Itu memang suara ayam kok."
"Terima kasih, Sayang," kata si istri sambil menggenggam tangan suaminya.
"Kuek! Kuek!" terdengar lagi suara di hutan, mengiringi mereka berjalan bersama dalam cinta.

Maksud dari cerita bahwa si suami akhirnya sadar adalah : siapa sih yang peduli itu ayam atau bebek? Yang lebih penting adalah keharmonisan mereka, yang membuat mereka dapat menikmati kebersamaan pada malam yang indah itu.

Berapa banyak pernikahan yang hancur hanya gara-gara persoalan sepele? Berapa banyak perceraian terjadi karena hal-hal "ayam atau bebek"? Ketika kita memahami cerita tersebut, kita akan ingat apa yang menjadi prioritas kita.
Pernikahan jauh lebih penting ketimbang mencari siapa yang benar tentang apakah itu ayam atau bebek. Lagi pula, betapa sering kita merasa yakin, amat sangat mantap, mutlak bahwa kita benar, namun belakangan ternyata kita salah? Lho, siapa tahu? Mungkin saja itu adalah ayam yang direkayasa genetik sehingga bersuara seperti bebek!

# unknown